Minggu, 01 Desember 2013

NGAWI JAWA TIMUR BUKAN NGAWINAN. FACEBOOK TIDAK BISA MEMBACA ALAMAT SEJAK 2008

Facebook Tidak Bisa Baca Lokasi!
Sejak menjadi member di jejaring sosial ini pada
tahun 2008 sampai sekarang ada sesuatugeganjalan
dan kesalahan yang tidak bisa di terima oleh
seseorang yang cinta dengan tempat lahirnya.
Mungkin,banyak pengguna facebook tidak menyadari
atau malah bertindak seakan membiarkan
kejanggalan ini terjadi.Mungkin juga para pengguna
facebook tidak menyadari akan hal ini,ataukan
mereka tidak mau pusing memikirkan hal-hal seperti
ini.
Disini bukannya saya mau dianggap sok pintar atau
apa,karena memang saya cinta mati pada daerah saya
dimana saya dilahirkan.Sampai-sampai saya tidak
mencantumkan nama HOMETOWN
yang dimana kejanggalan itu saya temukan.
Saya tidak mengira kalau site sebesar FACEBOOK
tidak bisa membaca peta.
Seperti contoh ini Ngawinan,Jawa Timur Indonesia.Di
Indonesia yang saya tahu hanya adasatu yaitu
Kabupaten Ngawi yang berdekatan dan berbatasan
dengan Jawa Tengah.Dan ada juga kalau saya tuliskan
Jogorogo atau Ngrambe ini akan masuk dalam
wilayah Jawa Tengah,sedangkan kedua nama itu
berada dalam wilayah Ngawi.
Ini benar-benar membuat saya kecewa mungkin,tapi
facebook bukan punya saya.Jadi lebih baik saya
kosongin Hometown saya,daripada ngikut sesuatu
yang kita tahu bahwa itu salah.Saya termasuk orang
yang keras kepala bukan??Mempertahankan sesuatu
yang saya tahu itu benar.
Semoga hal-hal dan keganjalan seperti ini bisa
didengar oleh orang-orang yang bekerja difacebook
dan secepatnya mengkoreksi apa yang selama ini
salah karena kekurang ketelitian.Semoga para
pengguna facebook meneliti kembali Hometown
anda apakah itu sudah benar benar nama kota anda.
Salam Damai!!

Furnitur Kayu Jati Berumur Ratusan Tahun Made in Ngawi Laris di China

Jakarta - Furnitur dari bahan baku kayu jati
memang dikenal awet dan anti rayap sehingga
banyak diminati di pasar lokal maupun ekspor.
Produk furnitur kayu jati berumur ratusan tahun
banyak diminati di China.
"Ini kayunya umurnya sudah ratusan tahun. Ini
awet nggak kena rayap. Kita banyak ekspor ke
China, Polandia, Dubai, Belgia, Swiss, sama
Malaysia. China paling besar, mereka biasanya
pesan ranjang," kata pemilik furniture kayu jati,
Sukesi kepada detikFinance di sela-sela Trade
Expo Indonesia (TEI) 2013 di JIExpo, Jakarta,
Kamis (17/10/2013).
Kayu-kayu yang didapat dari Ngawi, Jawa Timur
tersebut tak hanya dibuat produk ranjang.
Melalui tangan kreatifnya, kayu bernilai tinggi
itu ia olah menjadi produk seperti kerajinan
tangan sampai satu set meja dan kursi hingga
gazebo.
"Kayu jati asal Ngawi, Jawa Timur. Bisa dibuat
kursi meja, buat rumah, tempat buah, kerajinan
tangan, loker buat naruh benda-benda kecil,
ranjang dan gazebo," ujarnya.
Sukesi menyebutkan, produk-produk buatannya
dibanderol mulai dari harga Rp 200 ribu hingga
Rp 15 juta per produk. Usahanya dibantu oleh
20 orang tenaga kerja lokal, Sukesi mampu
mengantongi omzet hingga Rp 50 juta per
bulan.
"Harga kerajinan tangan Rp 200 ribu, ranjang Rp
6 juta, gazebo Rp 15 juta. Kita dibantu tenaga
lokal 20 orang. Rata-rata sebulan bisa produksi
10-15 meter kubik kayu gelondong. Omzet ya
sekitar Rp 50 juta per bulan ya," katanya.
Bisnis tersebut dijalani Sukesi dari awal tahun
1990-an. Ketika itu, Sukesi hanya menjual kayu-
kayu limbah. "Lama-lama ada yang pesan untuk
rumah, akhirnya buat kusen pintu, dan lain-lain,
ada furnitur lemari," ucapnya.

Perjalanan bisnis terus berkembang. Di tahun
1995, Sukesi memfokuskan untuk
mengembangkan furnitur kayu jati. Tak sia-sia,
di tahun 2001, dia mampu menjangkau pasar
ekspor.
"Bisnis terus berkembang. Tahun 1995
cenderung ke furnitur, mulai dikenal. Tahun
2001 dibina Disperindag Provinsi Jatim dan ikut
pameran-pameran sampai ke luar negeri. Dari
situ mulai banyak permintaan ekspor," ujarnya.
Ia menuturkan menjalankan bisnis furnitur kayu
jati tak selalu mulus, kondisi ekonomi dunia saat
ini yang belum juga stabil berpengaruh
terhadap penjualan produk kayu jati. Sukesi pun
menggenjot pasar dalam negeri ke wilayah
Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
"Pasti pengaruh, pasar luar lesu. Kita paling
banyakin ke Jakarta, Bandung, Surabaya tapi
harga kan beda ya," kata Sukesi.
Dia juga mengeluh produk-produk buatan
tangan langsung masih kalah bersaing dengan
pabrikan, apalagi kini upah tenaga kerja makin
tinggi. Upah tenaga kerja saat ini Rp 50 ribu-Rp
70 ribu per hari di luar makan, ngopi, dan rokok.
"Kalau lokal seperti buatan tangan kalah saing
dengan pabrikan yang dikerjakan mesin dan
lebih modern. Keunggulan buatan tangan nilai
seninya tinggi dan original," katanya.

Remons domino

Salam sloters Tambakselo 🙏🙏🙏🙏🙏, Remons RP full 2.22 --->>> DOWNLOAD Remons 2.22 buluk -----> DOWNLOAD Remons RP versi 2.21 ...