Minggu, 05 Oktober 2014

KEDUNG PUTRI PARON NGAWI

KEDUNG PUTRI


Keadaan Geografis Desa Kedung Putri
Desa Kedung Putri adalah sebuah desa di wilayah
Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa
Timur. Desa ini diketuai oleh seorang kepala desa.
Keadaan geografis desa ini tergolong subur. Mayoritas
warga desa ini bermata pencaharian sebagai petani.
Desa kedung putri terbagi mejadi beberapa dusunyang
tiap dusunnya dipimpin oleh seorang ketua RT. Dusun
tersebut antara lain:
• Dusun Krajan
• Dusun Kesongo
• Dusun Kedung Maron
• Dusun Ngisor
Desa Kedung Putri dibatasi oleh desa-desa tetangga,
antara lain:
• Sebelah utara berbatasan dengan desa Tempuran
• Sebelah selatan berbatasan dengan desa Guyung
• Sebelah timur berbatasan dengan desa Tepas
• Sebelah barat berbatasan dengan desa Semen
Sebagian besar masyarakat desa Kedung Putri
mengandalkan hidup mereka pada hasil pertanian.
karena sebagian dari mereka mempunyai tanah
garapan yang cukup luas. Tanah tersebut biasanya
ditanami padi, tapi ada juga tanah warga yang ditanami
tanaman melon. Mereka dapat memanen hasil tanah
mereka tiga kali dalam satu tahun. Hasil dari panen
tersebut sebagian dijual dan sebagian lagi disimpan
untuk cadangan makanan mereka. Desa Kedung Putri
sudah menetapkan uang sebagai alat pembayaran yang
sah, namun juga tidak jarang diantara mereka yang
menetapkan system barter (tukar menukar antara
barang dengan barang) dalam transaksi mereka.
Karena nereka dapat menuai hasil panen mereka
selama setahun tiga kali, maka setiap tahunnya
masyarakat desa Kedung Putri selalu mengadakan seatu
acara sedekah bumi yang diramaikan dengan
pertunjukan wayang krucil. Pertunjukan tersebut selalu
diadakan setelah upacara selamatan yang diadakan di
pagi harinya, kemudian setelah selesai upacara
selamatan barulah pertunjukan wayang krucil
diadakan.
Gambaran Latar Belakang Sosial Obyek
Dusun Ngisor desa Kedung Putri merupakan suatu
daerah yang secara geografis kurang strategis. Hal ini
dapat dilihat dari letaknya yang jauh dari kota
kecamatan dan minimnya sarana untuk menuju ke
kota. Namun, walaupun begitu dusun Ngisor unggul
dalam hasil pertaniannya. Berbagai hasil pertanian
mulai dari padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat,
kedelai, melon, dll banyak terdapat di dusun ini. Dalam
satu tahun masyarakat dusun Ngisor dapat memanen
hasil pertaniannya tiga kali. Maka dari itu masyarakat
dusun Ngisor selalu berterimakasih atas apa yang telah
didapatnya dengan cara mengadakan upacara bersih
desa atau upacara sedekah bumi atau nyadran yang
diadakan setiap tahun sekali, setiap bulan Ruwah atau
bulan Sya’ban dan selalu bertepatan dengan hari
Jum’at Pahing. Masyarakat dusun Ngisor memilih hari
Jum’at Pahing karena pada hari itu adalah hari
kelahiran Mbah Jayeng (orang yang melakukan babad
desa kedung putri atau orang pertama yang menempati
desa Kedung Putri). Dan berbicara mengenai kesenian
wayang krucil yang selalu dipentaskan setiap kali
masyarakat dusun Ngisor mengadakan upacara
nyadran adalah karena mayoritas masyarakat dusun
Ngisor percaya bahwa kesenian wayang krucil adalah
salah satu kesenian yang paling disukai oleh mbah
Jayeng.
Sehubungan dengan desa Kedung Putri, ada sejarah
yang cukup menarik mengenai asal muasal terjadinya
desa Kedung Putri. Kata “Kedung Putri” berasal dari
dua gabungan kata yakni “kedung” yang berarti bagian
sungai yang sangat dalam dan “putri” yang mempunyai
arti seorang wanita cantik keturunan raja atau seorang
wanita anak raja. Dinamakan desa Kedung Putri karena
menurut mitos, jaman dulu ada seorang putri raja yang
dikejar oleh seorang pangeran jahat yang hendak
mempersuntingnya, namun sang putri tidak mau
menerima pinangan sang pangeran. Kemudian sang
putri melarikan diri dan menceburkan diri ke dalam
sungai yang dalam “kedung” dan setelah itu sang putri
tidak diketahui keberadaannya. Demikian pula dengan
kata “ngisor” yang dalam bahas jawa berarti bawah
atau yang berada di bawah. Jadi ngisor adalah bagian
kedung yang berada dibawah.
Gambaran Tentang Fenomena yang Terjadi
Upacara nyadran yang diadakan setiap tahun oleh
masyarakat dusun Ngisor adalah sebagai salah satu
bentuk rasa syukur masyarakat atas apa yang telah
diperolehnya selama setahun. Upacara ini juga
mempunyai maksud dan tujuan untuk mengusir bala
(mala petaka) yang melanda desa. Upacara ini diadakan
disebuah tempat keramat yang dinamakan “punden”
yang berada di bagian timur dusun. Upacara ini diawali
dengan acara selamatan yang dipimpin oleh seorang
modin. Lalu setelah pak modin selesai membaca do’a
acara dilanjutkan dengan bagi-bagi berkat, pembagian
berkat ini berupa tukar menukar ambeng (makanan
yang umumnya terdiri dari nasi kuning, telur dadar,
ayam, mie goreng, dan kering yang diletakkan dalam
“encek” yaitu sebuah nampan atau wadah dari pelepah
pohon pisang yang dibentuk persegi) yang tadinya
sudah dibawa oleh warga. Dan setelah acara
pembagian ambeng selesai acara kemudian dilanjutkan
dengan pementasan wayang krucil. Lakon yang
biasanya dibawakan pada acara ini adalah kisah
Damarwulan dan Menakjinggo. Namun sekarang karena
perkembangan zaman judul dari pagelaran wayang
krucil tersebut bisa bervariasi, tergantung dari
kreativitas dalang dalam mengambil tema atau judul
dari pagelaran wayang tersebut. Dalam memilih tema
dalang biasanya mengambil topik yang sedang menjadi
pembahasan hangat kaum mayoritas, misalnya saja jika
ada topik yang sedang in (menjadi bahan yang hangat
untuk dibicarakan) adalah masalah korupsi bank
century, maka dalang dengan kreativitasnya akan
memainkan lakon dengan tema yang senada, namun
dengan penyesuaian karakter watak wayang. Maka dari
pagelaran tersebut secara tidak langsung masyarakat
dapat mengambil hikmah ataupun ajaran-ajaran
tentang apa itu korupsi ataupun tentang hal lain sesuai
dengan lakon yang dimainkan oleh dalang. Setelah
pagelaran wayang tersebut selesai biasanya acara
dilanjutkan dengan pagelaran finansial masyarakat
dusun Ngisor.
Bentuk Upacara Adat
Upacara adat ‘bersih desa’ oleh masyarakat dusun
Ngisor dilaksanakan pada hari Jum’at Pahing setiap
tahun satu kali. Biasanya dilaksanakan pada bulan
Ruwah pada perhitungan jawa atau Sya’ban pada
perhitungan komariyah. Upacara ini juga sebagai
perwujudan atas rasa syukur atas datangnya bulan
ramadhan. Upacara ini dimulai dengan membersihkan
desa dan jalan-jalan desa secara bergotong-royong.
Setelah acara pembersihan desa selesai kaum laki-laki
mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk
pertunjukan wayang, sedangkan para ibu-ibu memasak
sesajen untuk selamatan. Laki-laki mengambil gamelan
yang disimpan dirumah tetua adat, dan juga mengambil
kotak yang berisi wayang krucil. Perlu diketahui bahwa
kotak yang berisi wayang tersebut harus diangkat
dengan tenaga menusia, apabila kotak tersebut
diangkat dengan tenaga mesin maka kotak wayang
tersebut akan kembali ke tempat semula. Masyarakat
dusun Ngisor percaya bahwa wayang krucil tersebut
masih mempunyai kekuatan mistik. Setelah selesai
pertunjukan wayang krucil tersebut harus segera
dikembalikan ke tempatnya dan juga harus diselimuti
kain mori (kain kafan). Setiap pekan sekali kain mori
tersebut harus diganti, tidak harus dengan kain mori
yang baru, tapi harus dengan kain mori yang bersih.
Setelah semua persiapan yang dilakukan oleh para laki-
laki selesai, ibu-ibu atau anaknya mengantarkan
ambeng (sesajen yang ditempatkan di wadah yang
terbuat dari pelepah pohon pisang berbentuk persegi).
Sebelum pertunjukan wayang dilaksanakanm terlebih
dahulu diadakan acara selamatan ‘tolak bala’ yang
dipimpin oleh seorang tetua dusun. Sesajen tersebut
dipersembahkan untuk Yang Maha Agung atas
limpahan rahmat dan juga berkah yang telah
dilimpahkan selama setahun yang lalu. Kemudian,
setelah acara selamatan selesai, barulah pertunjukan
wayang krucil digelar dengan lakon yang sedang
menjadi pembicaraan hangat warga dusun.
Pementasan wayang krucil menjadi adat turun
temurun warga dusun Ngisor saat bersih desa karena
dipercaya bahwa Mbah Jayeng (danyang dusun Ngisor)
suka dengan kesenian wayang krucil. Dan apabila pada
saat bersih desa warga tidak mementaskan wayang
krucil maka Mbah Jayeng akan marah dan desa akan
mendapat bencana atau desa akan dilanda penyakit
yang membahayakan. Setelah pertunjukan tersebut
selesai biasanya acara dilanjutkan dengan ketoprak
pada malam harinya. Tetapi karena masalah finansial
warga dusun Ngisor acara selesai pada saat
pertunjukan wayang tersebut selesai, tapi kadang acara
juga dilanjutkan dengan pementasan reog yang
royaltinya lebih sedikit dari pada pementasan ketoprak.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dusun Ngisor adalah sebuah dusun yang terletak di
desa Kedung Putri. Desa Kedung Putri itu sendiri
terbagi menjadi beberapa dusun yang biasanya
dipisahkan sebuah gapura atau tugu pembatas.
Keadaan goegrafis dusun Ngisor sangat berpotensi
untuk bidang pertanian. Oleh karena itu mayoritas
warga dusun Ngisor bermata pencaharian sebagai
petani. Rata-rata keadaan ekonomi dusun Ngisor
adalah menengah kebawah. Tetapi, walaupun begitu
setiap warga masyarakat tetap bersyukur atas apa yang
telah diperolehnya. Wujud rasa syukur itu dapat
berupa tetap bekerja penuh semangat untuk memenuhi
kebutuhannya serta dengan mengadakan upacara
bersih desa atau upacara sedekah bumi yang diadakan
setiap tahun sekali menjelang bulan ramadhan tiba.
Upacar tersebut selalu diadakan oleh masyarakat dusun
Kedung Putri selain sebagai bentuk rasa syukur atas
nikmat Allah juga diadakan sebagai bentuk rasa hormat
kepada Mbah Jayeng yang dipercaya sebagai orang
pertama yang melakukan babad dusun kedung putri.

loading...
Upacara sedekah bumi yang diadakan pada hari Jum’at
Pahing pada perhitungan pasaran jawa dan pada bulan
Sya’ban atau Ruwah juga menjadi suatu rutinitas yang
setiap tahun diadakan untuk menyambut datangnya
bulan ramadhan. Sehari sebelum diadakan upacara
bersih desa semua warga masyarakat mengadakan
acara gotong royong membersihkan dusun. Lalu
setelah dusun dirasa sudah bersih pada hari berikutnya
mereka akan melekukan upacara bersih desa. Pada
upacara terebut semua masyarakat berbondong-
bondong datang ke punden dengan membawa
ambengan yang ditempatkan diencek (wadah
berbentuk persegi yang terbuat dari pelepah pohin
pisang). Ambengan tersebut berupa nasi gurih, lauk
pauk dan juga ketan putih. Kemudian mereka
melakukan selamatan yang dipimpin oleh seorang
sesepuh dusun (orang yang dituakan di dusun
tersebut). Biasanya pemimpin upacara tersebut adalah
ornag yang sering menjadi modin saat acara kenduri.
Jika semua warga sudah berkumpul dan ambengan
dikumpulkan modin mengucapkan ujub-ujub (kata-kata
mantra yang berupa do’a). Kemudian setelah itu warga
bertukar ambengan yang sudah dido’akan oleh modin
tadi. Ada juga warga yang membawa kembang sekar
untuk disekarkan di makam Mbah Jayeng.
Acara tersebut tidak selesai begitu saja. Tapi acara
masih akan dilanjutkan dengan pementasan wayang
krucil yang menjadi ciri khas upacara bersih desa
dusun Ngisor. Wayang krucil akan ditampilkan oleh
seorang dalang yang tadi menjadi modin pada saat
acara selamatan.biasanya warga yang antusias dengan
pertunjukan tersebut adalah dari golongan orang tua.
Kata mereka, dengan melihat pertunjukan tersebut
mereka dapat bernostalgia mengenang masa mudanya.
Kebanyakan kaum yang lebih muda menyukai acara
setelah pertunjukanwayang krucil selesai. Setelah
pertunukan wayang tersebut selesai biasanya ada
pertunjukan reog yang diarak keliling kampung.
Meskipun reog bukan kesenian asli warga dusun Ngisor
tapi mereka mementaskan pagelaran reog tersebut
sebagai bentuk upaya pelestarian budaya. Kaum yang
lebih muda ;ebi suka dengan pertunjukan reog ini
karena dianggap lebih rancak dan dirasa lebih
bersemangat. Namun, meski demikian mereka tetap
mementaskan pertunjuukan wayang krucil setiap ada
upacara sedekah bumi juga sebagai bentuk rasa
hormat mereka kepada leluhur mereka yang selalu
mementaskan wayang krucil pada setiap upacara
sedekah bumi. Jenis upacara seperti ini perlu
dilestarikan karena akan menopang budaya nasional
yang kian lama kian terkikis oleh adanya pengaruh
budaya barat yang menghilangkan identitas bangsa
kita. Dan juga sebagai alat untuk melestarikan budaya
Indonesia agar budaya kita tidak diakui oleh bangsa
lain.

ASAL KATA SEGARAN "NGAWI TENGAH''

Asal kata Segaran (daerah karang
tengah) Ngawi Dulu saat masih dalam periode kolonial di kota Ngawi tatanan kota telah terencana dengan baik. Beteng
pendem Van Den Bosch sebagai Central dari kota kolonial Belanda menjadi hal penting perkembangan kota Ngawi pada era tersebut. Bahkan Tangsi dan Rumah sakit umum Dr Soetomo telah terbangun pada tahun sekitar 1800-an.

Tatanan kota dalam hal ini kanal utama kota yang akan saya bahas. Seperti kita ketahui kota koloni peninggalan Belanda selalu tidak lulput dengan namanya bangunan
saluran air, kalo di Batavia ada Weltreveden (wilayah sekitar Harmony) nah kalo di kota kita, di Ngawi ada yang namanya Segaran.

Segaran dengan asal kata Segoro (lautan) mendapat akhiran -an, berubah arti menjadi daerah yang mirip dengan segoro kecil. Daerah ini memang ber topografi lebih rendah, ada di sekitar karang tengah kota. Ada kanal utama yang asalnya dari Desa KedungPutri Paron.

Dari kanal tersebut mengalir air yang bersih sehingga dapat menghidupi hajat banyak masyarakat kota. Kalo di wilayah kota Ngawi saja kanal tersebut melalui belakang stadion Ketonggo, memutar ke arah karanggeneng. Lalu melalui belakang jalan Hasannudin. Bagi anda yang dulu sekolah di SMP 2 Ngawi pasti tahu, karena ada selokan besar yang melintasi belakang sekolah tersebut. Lurus ke arah belakang PLN dan menyeberangi jalan Sultan Agung. Dan berakhir di Segaran tersebut. Daerah tersebut di buat mirip bendungan dan airnya dapat di
gunakan untuk kehidupan sehari hari. Sayang sekali sampai pada saat ini Kanal yang ada di Segaran tidak menampung air yang bersih lagi, karena kanal dari kedungputri Paron telah habis di pompa ke sawah sawah sekitarnya.

Andai saja kanal kanal utama peninggalan Belanda tersebut masih terawat hingga sekarang tentu saja menjadi indah dan segar, layanknya kita berwisata di
Eropa

Remons domino

Salam sloters Tambakselo 🙏🙏🙏🙏🙏, Remons RP full 2.22 --->>> DOWNLOAD Remons 2.22 buluk -----> DOWNLOAD Remons RP versi 2.21 ...