Jumat, 10 Oktober 2014

TIMUN EMAS

Timun Mas adalah seorang gadis cantik yang baik hati,
cerdas, dan pemberani. Itulah sebabnya, ia sangat
disayangi oleh ibunya yang bernama Mbok Srini. Suatu
ketika, sesosok raksasa jahat ingin menyantap Timun
Mas. Berkat keberaniannya, ia bersama ibunya berhasil
melumpuhkan raksasa jahat itu. Kenapa raksasa itu
hendak memangsa Timun Mas? Lalu, bagaimana Timun
Mas dan ibunya mengalahkan raksasa itu? Kisah
menarik ini dapat Anda ikuti dalam cerita Timun Mas
berikut ini.
* * *
Alkisah, di sebuah kampung di daerah Jawa Tengah,
hiduplah seorang janda paruh baya yang bernama
Mbok Srini. Sejak ditinggal mati oleh suaminya
beberapa tahun silam, ia hidup sebatang kara, karena
tidak mempunyai anak. Ia sangat mengharapkan
kehadiran seorang anak untuk mengisi kesepiannya.
Namun, harapan itu telah pupus, karena suaminya
telah meninggal dunia. Ia hanya menunggu keajaiban
untuk bisa mendapatkan seorang anak. Ia sangat
berharap keajaiban itu akan terjadi padanya. Untuk
meraih harapan itu, siang malam ia selalu berdoa
kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar diberi anak.
Pada suatu malam, harapan itu datang melalui
mimpinya. Dalam mimpinya, ia didatangi oleh sesosok
makhluk raksasa yang menyuruhnya pergi ke hutan
tempat biasanya ia mencari kayu bakar untuk
mengambil sebuah bungkusan di bawah sebuah pohon
besar. Saat terbangun di pagi hari, Mbok Srini hampir
tidak percaya dengan mimpinya semalam.
“Mungkinkah keajaiban itu benar-benar akan terjadi
padaku?” tanyanya dalam hati dengan ragu.
Namun, perempuan paruh baya itu berusaha menepis
keraguan hatinya. Dengan penuh harapan, ia bergegas
menuju ke tempat yang ditunjuk oleh raksasa itu.
Setibanya di hutan, ia segera mencari bungkusan itu di
bawah pohon besar. Betapa terkejutnya ia ketika
menemukan bungkusan yang dikiranya berisi seorang
bayi, tapi ternyata hanyalah sebutir biji timun. Hatinya
pun kembali bertanya-tanya.
“Apa maksud raksasa itu memberiku sebutir biji
timun?” gumam janda itu dengan bingung.
Di tengah kebingungannya, tanpa ia sadari tiba-tiba
sesosok makhluk raksasa berdiri di belakangnya sambil
tertawa terbahak-bahak.
“Ha... ha... ha...!” demikian suara tawa raksasa itu.
Mbok Srini pun tersentak kaget seraya membalikkan
badannya. Betapa terkejutnya ia karena raksasa itulah
yang hadir dalam mimpinya. Ia pun menjadi ketakutan.
“Ampun, Tuan Raksasa! Jangan memakanku! Aku masih
ingin hidup,” pinta Mbok Srini dengan muka pucat.
“Jangan takut, hai perempuan tua! Aku tidak akan
memakanmu. Bukankah kamu menginginkan seorang
anak?” tanya raksasa itu.
“Be... benar, Tuan Raksasa!” jawab Mbok Srini dengan
gugup.
“Kalau begitu, segera tanam biji timun itu! Kelak kamu
akan mendapatkan seorang anak perempuan. Tapi,
ingat! Kamu harus menyerahkan anak itu kepadaku
saat ia sudah dewasa. Anak itu akan kujadikan
santapanku,” ujar raksasa itu.
Karena begitu besar keinginannya untuk memiliki anak,
tanpa sadar Mbok Srini menjawab, “Baiklah, Raksasa!
Aku bersedia menyerahkan anak itu kepadamu.”
Begitu Mbok Srini selesai menyatakan kesediaannya,
raksasa itu pun menghilang. Perempuan itu segera
menanam biji timun itu di ladangnya. Dengan penuh
harapan, setiap hari ia merawat tanaman itu dengan
baik. Dua bulan kemudian, tanaman itu pun mulai
berbuah. Namun anehnya, tanaman timun itu hanya
berbuah satu. Semakin hari buah timun semakin besar
melebihi buah timun pada umumnya. Warnanya pun
sangat berbeda, yaitu berwarna kuning keemasan.
Ketika buah timun masak, Mbok Srini memetiknya, lalu
membawanya pulang ke gubuknya dengan susah
payah, karena berat. Betapa terkejutnya ia setelah
membelah buah timun itu. Ia mendapati seorang bayi
perempuan yang sangat cantik. Saat akan
menggendongnya, bayi itu tiba-tiba menangis.
“Ngoa... ngoa... ngoa... !!!” demikian suara bayi itu.
Alangkah bahagianya hati Mbok Srini mendengar suara
tangisan bayi yang sudah lama dirindukannya itu. Ia
pun memberi nama bayi itu Timun Mas.
“Cup... cup... cup..!!! Jangan menangis anakku sayang...
Timun Mas!” hibur Mbok Srini.
Perempuan paruh baya itu tak mampu lagi
menyembuyikan kebahagiaannya. Tak terasa, air
matanya menetes membasahi kedua pipinya yang
sudah mulai keriput. Perasaan bahagia itu membuatnya
lupa kepada janjinya bahwa dia akan menyerahkan bayi
itu kepada raksasa itu suatu saat kelak. Ia merawat dan
mendidik Timun Mas dengan penuh kasih sayang
hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Janda
tua itu sangat bangga, karena selaing cantik, putrinya
juga memiliki kecerdasan yang luar biasa dan perangai
yang baik. Oleh karena itu, ia sangat sayang kepadanya.
Suatu malam, Mbok Srini kembali bermimpi didatangi
oleh raksasa itu dan berpesan kepadanya bahwa
seminggu lagi ia akan datang menjemput Timun Mas.
Sejak itu, ia selalu duduk termenung seorang diri.
Hatinya sedih, karena ia akan berpisah dengan anak
yang sangat disayanginya itu. Ia baru menyadari bahwa
raksasa itu ternyata jahat, karena Timun Mas akan
dijadikan santapannya.
Melihat ibunya sering duduk termenung, Timun Mas
pun bertanya-tanya dalam hati. Suatu sore, Timun
Emas memberanikan diri untuk menanyakan
kegundahan hati ibunya.
“Bu, mengapa akhir-akhir ini Ibu selalu tampak sedih?”
tanya Timun Mas.
Sebenarnya Mbok Srini tidak ingin menceritakan
penyebab kegundahan hatinya, karena dia tidak ingin
anak semata wayangnya itu ikut bersedih. Namun,
karena terus didesak, akhirnya ia pun menceritakan
perihal asal-usul Timun Mas yang selama ini ia
rahasiakan.
“Maafkan Ibu, Anakku! Selama ini Ibu merahasiakan
sesuatu kepadamu,” kata Mbok Srini dengan wajah
sedih.
“Rahasia apa, Bu?” tanya Timun Mas penasaran.
“Ketahuilah, Timun Mas! Sebenarnya, kamu bukanlah
anak kandung Ibu yang lahir dari rahim Ibu.”
Belum selesai ibunya bicara, Timun Mas tiba-tiba
menyela.
“Apa maksud, Ibu?” tanya Timun Mas.
Mbok Srini pun menceritakan semua rahasia tersebut
hingga mimpinya semalam bahwa sesosok raksasa akan
datang menjemput anaknya itu untuk dijadikan
santapan. Mendengar cerita itu, Timun Mas tersentak
kaget seolah-olah tidak percaya.
“Timun tidak mau ikut bersama raksasa itu. Timun
sangat sayang kepada Ibu yang telah mendidik dan
membesarkan Timun,” kata Timun Mas.
Mendengar perkataan Timun Mas, Mbok Srini kembali
termenung. Ia bingung mencari cara agar anaknya
selamat dari santapan raksasa itu. Sampai pada hari
yang telah dijanjikan oleh raksasa itu, Mbok Srini belum
juga menemukan jalan keluar. Hatinya pun mulai
cemas. Dalam kecemasannya, tiba-tiba ia menemukan
sebuah akal. Ia menyuruh Timun Mas berpura-pura
sakit. Dengan begitu, tentu raksasa itu tidak akan mau
menyantapnya. Saat matahari mulai senja, raksasa itu
pun mendatangi gubuk Mbok Srini.
“Hai, Perempuan Tua! Mana anak itu? Aku akan
membawanya sekarang,” pinta raksasa itu.
“Maaf, Tuan Raksasa! Anak itu sedang sakit keras. Jika
kamu menyantapnya sekarang, tentu dagingnya tidak
enak. Bagaimana kalau tiga hari lagi kamu datang
kemari? Saya akan menyembuhkan penyakitnya
terlebih dahulu,” bujuk Mbok Srini mengulur-ulur
waktu hingga ia menemukan cara agar Timur Mas bisa
selamat.
“Baiklah, kalau begitu! Tapi, kamu harus berjanji akan
menyerahkan anak itu kepadaku,” kata raksasa itu.
Setelah Mbok Srini menyatakan berjanji, raksasa itu
pun menghilang. Mbok Srini kembali bingung mencari
cara lain. Setelah berpikir keras, akhirnya ia
menemukan cara yang menurutnya dapat
menyelamatkan anaknya dari santapan raksasa itu. Ia
akan meminta bantuan kepada seorang pertapa yang
tinggal di sebuah gunung.
“Anakku! Besok pagi-pagi sekali Ibu akan pergi ke
gunung untuk menemui seorang pertapa. Dia adalah
teman almarhum suami Ibu. Barangkali dia bisa
membantu kita untuk menghentikan niat jahat raksasa
itu,” ungkap Mbok Srini.
“Benar, Bu! Kita harus membinasakan raksasa itu.
Timun tidak mau menjadi santapannya,” imbuh Timun
Mas.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, berangkatlah Mbok
Srini ke gunung itu. Sesampainya di sana, ia langsung
menemui pertapa itu dan menyampaikan maksud
kedatangannya.
“Maaf, Tuan Pertapa! Maksud kedatangan saya kemari
ingin meminta bantuan kepada Tuan,” kata Mbok Srini.
“Apa yang bisa kubantu, Mbok Srini?” tanya pertapa
itu.
Mbok Srini pun menceritakan masalah yang sedang
dihadapi anaknya. Mendengar cerita Mbok Srini,
pertapa itu pun bersedia membantu.
“Baiklah, kamu tunggu di sini sebentar!” seru pertapa
itu seraya berjalan masuk ke dalam ruang rahasianya.
Tak berapa lama, pertapa itu kembali sambil membawa
empat buah bungkusan kecil, lalu menyerahkannya
kepada Mbok Srini.
“Berikanlah bungkusan ini kepada anakmu. Keempat
bungkusan ini masing-masing berisi biji timun, jarum,
garam dan terasi. Jika raksasa itu mengejarnya, suruh
sebarkan isi bungkusan ini!” jelas pertapa itu.
Setelah mendapat penjelasan itu, Mbok Srini pulang
membawa keempat bungkusan tersebut. Setiba di
gubuknya, Mbok Srini menyerahkan keempat
bungkusan itu dan menjelaskan tujuannya kepada
Timun Mas. Kini, hati Mbok Srini mulai agak tenang,
karena anaknya sudah mempunyai senjata untuk
melawan raksasa itu.
Dua hari kemudian, Raksasa itu pun datang untuk
menagih janjinya kepada Mbok Srini. Ia sudah tidak
sabar lagi ingin membawa dan menyantap daging
Timun Mas.
“Hai, perempuan tua! Kali ini kamu harus menepati
janjimu. Jika tidak, kamu juga akan kujadikan
santapanku!” ancam raksasa itu.
Mbok Srini tidak gentar lagi menghadapi ancaman itu.
Dengan tenang, ia memanggil Timun Mas agar keluar
dari dalam gubuk. Tak berapa lama, Timun Emas pun
keluar lalu berdiri di samping ibunya.
“Jangan takut, Anakku! Jika raksasa itu akan
menangkapmu, segera lari dan ikuti petunjuk yang
telah kusamapaikan kepadamu,” Mbok Srini membisik
Timun Mas.
“Baik, Bu!” jawab Timun Mas.
Melihat Timun Mas yang benar-benar sudah dewasa,
rakasasa itu semakin tidak sabar ingin segera
menyantapnya. Ketika ia hendak menangkapnya, Timun
Mas segera berlari sekencang-kencangnya. Raksasa itu
pun mengejarnya. Tak ayal lagi, terjadilah kejar-
kerajaan antara makhluk raksasa itu dengan Timun
Mas. Setelah berlari jauh, Timun Mas mulai kecapaian,
sementara raksasa itu semakin mendekat. Akhirnya, ia
pun mengeluarkan bungkusan pemberian pertapa itu.
Pertama-tama Timun Mas menebar biji timun yang
diberikan oleh ibunya. Sungguh ajaib, hutan di
sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi ladang timun.
Dalam sekejap, batang timun tersebut menjalar dan
melilit seluruh tubuh raksasa itu. Namun, raksasa itu
mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun
Mas.
Timun Emas pun segera melemparkan bungkusan yang
berisi jarum. Dalam sekejap, jarum-jarum tersebut
berubah menjadi rerumbunan pohon bambu yang
tinggi dan runcing. Namun, raksasa itu mampu
melewatinya dan terus mengejar Timun Mas, walaupun
kakinya berdarah-darah karena tertusuk bambu
tersebut.
Melihat usahanya belum berhasil, Timun Mas membuka
bungkusan ketiga yang berisi garam lalu
menebarkannya. Seketika itu pula, hutan yang telah
dilewatinya tiba-tiba berubah menjadi lautan luas dan
dalam, namun raksasa itu tetap berhasil melaluinya
dengan mudah. Timun Emas pun mulai cemas, karena
senjatanya hanya tersisa satu. Jika senjata tersebut tidak
berhasil melumpuhkan raksasa itu, maka tamatlah
riwayatnya. Dengan penuh keyakinan, ia pun
melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi.
Seketika itu pula, tempat jatuhnya terasi itu tiba-tiba
menjelma menjadi lautan lumpur yang mendidih.
Alhasil, raksasa itu pun tercebur ke dalamnya dan
tewas seketika. Maka selamatlah Timun Emas dari
kejaran dan santapan raksasa itu.
Dengan sekuat tenaga, Timun Emas berjalan menuju ke
gubuknya untuk menemui ibunya. Melihat anaknya
selamat, Mbok Srini pun langsung berucap syukur
kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Sejak itu, Mbok Srini
dan Timun Mas hidup berbahagia.
* * *
Demikian dongeng Timun Mas dari daerah Jawa
Tengah, Indonesia. Cerita di atas memberikan pelajaran
bahwa orang yang selalu berniat jahat terhadap orang
lain seperti raksasa itu, pada akhirnya akan celaka.
Selain itu, cerita di atas juga mengandung pelajaran
bahwa dengan usaha dan kerja keras segala rintangan
dan cobaan dalam hidup ini dapat diselesaikan dengan
baik. Hal ini ditunjukkan oleh Mbok Srini dan Timun
Mas. Berkat usaha dan kerja kerasnya, mereka dapat
membinasakan raksasa jahat yang hendak memangsa
Timun Mas. (Samsuni/sas/151/06-09)

Remons domino

Salam sloters Tambakselo 🙏🙏🙏🙏🙏, Remons RP full 2.22 --->>> DOWNLOAD Remons 2.22 buluk -----> DOWNLOAD Remons RP versi 2.21 ...